Bersyukur dengan apa yang ada akan menambah nikmat yang Allah berikan. Setiap kita dilahirkan dalam keadaan unik. Tak ada manusia yang diciptakan Allah sama seratus persen. Karenanya mensyukuri apa yang ada pada kita saat ini, akan menambah kebahagiaan kita.
Mari kta merenung sejenak, di saat tahun akan berganti. Apakah banyak hal yang kita syukuri di tahun yang akan segera berlalu, atau sebaliknya kita banyak mengeluh? Mungkin kita sering membandingkan kehidupan kita dengan orang lain. Mungkin bagus untuk memotivasi diri, tapi perlu selektif. Jangan sampai kita jadi merasa bersalah dan menyesali apa yang ada.
Allah menciptakan sesuatu dengan tidak sia-sia. Semua ada hikmah bagi yang lainnya. Tak ada yang sempurna di muka bumi, tak ada yang bernilai 10. Janganlah kita begitu menjunjung tinggi, mengagumi orang lain, tapi kita justru melupakan orang-orang di sekitar kita. Yang patut dikagumi hanyalah Allah, sehingga bersyukurlah dengan apa yang sudah dianugerahkanNya. Setiap manusia punya kelebihan dan kekurangan. Makanya kita harus selalu belajar dari banyak orang, banyak karakter, dan banyak fenomena. Supaya kita tidak narsis atau sebaliknya. Jangan pula kita memandang sebelah mata orang-orang terdekat kita, oleh karena kita begitu mengagumi orang lain. Waktu kita lebih perbanyak dengan orang-orang terdekat, mereka yang tahu bagaimana kita. Sementara kita tidak sedekat dengan orang yang kita kagumi, sehingga yang ada di mata kita hanyalah kebaikan-kebaikannya.
Bila semua kita kembalikan kepada Allah, maka kita akan sadari bahwa di atas langit ada langit. Banyak orang yang berhasil dan sukses, tapi di atas kesuksesan seseorang ada yang lebih sukses lagi, begitu seterusnya, ambillah hikmah dari orang lain dan tatalah diri kita juga orang-orang terdekat kita sesuai dengan “ukuran kita”. Jangan mengukur ukuran baju kita dengan badan orang lain.
Mari kta merenung sejenak, di saat tahun akan berganti. Apakah banyak hal yang kita syukuri di tahun yang akan segera berlalu, atau sebaliknya kita banyak mengeluh? Mungkin kita sering membandingkan kehidupan kita dengan orang lain. Mungkin bagus untuk memotivasi diri, tapi perlu selektif. Jangan sampai kita jadi merasa bersalah dan menyesali apa yang ada.
Allah menciptakan sesuatu dengan tidak sia-sia. Semua ada hikmah bagi yang lainnya. Tak ada yang sempurna di muka bumi, tak ada yang bernilai 10. Janganlah kita begitu menjunjung tinggi, mengagumi orang lain, tapi kita justru melupakan orang-orang di sekitar kita. Yang patut dikagumi hanyalah Allah, sehingga bersyukurlah dengan apa yang sudah dianugerahkanNya. Setiap manusia punya kelebihan dan kekurangan. Makanya kita harus selalu belajar dari banyak orang, banyak karakter, dan banyak fenomena. Supaya kita tidak narsis atau sebaliknya. Jangan pula kita memandang sebelah mata orang-orang terdekat kita, oleh karena kita begitu mengagumi orang lain. Waktu kita lebih perbanyak dengan orang-orang terdekat, mereka yang tahu bagaimana kita. Sementara kita tidak sedekat dengan orang yang kita kagumi, sehingga yang ada di mata kita hanyalah kebaikan-kebaikannya.
Bila semua kita kembalikan kepada Allah, maka kita akan sadari bahwa di atas langit ada langit. Banyak orang yang berhasil dan sukses, tapi di atas kesuksesan seseorang ada yang lebih sukses lagi, begitu seterusnya, ambillah hikmah dari orang lain dan tatalah diri kita juga orang-orang terdekat kita sesuai dengan “ukuran kita”. Jangan mengukur ukuran baju kita dengan badan orang lain.
Comments :
0 comments to “Di Atas Langit Masih Ada Langit”
Posting Komentar